Jumat, 29 Juni 2012

10 Motivasi Hebat



1. Mereka yang beralasan TIDAK punya Waktu adalah mereka yang membiarkan Waktu mengatur hidupηγa, bukan malah sebaliknya.

2. Masalah itu adil, ia datang kepada semua orang, tetapi tidak dgn jalan keluar. Jalan keluar hanya datang kepada mereka γang mencarinγa.

3. Dunia lebih menghargai orang yang mau melakukan pekerjaan kecil daripada orang yang hanya memiliki rencana besar.

4. Nasib baik tidak pernah salah memilih orang, ia memilih orang yang proaktif menjemputηγa.

5. Gunakan perasaan saat menghadapi manusia, gunakan logika saat menghadapi masalah.

6. Jangan hanya tertarik dgn аpа yang dicapai orang sukses, tertariklah dengan airmata yang mereka keluarkan utk mencapainγa.

7. Yang menyedihkan bukanlah bidikan γang meleset, tapi bidikan tanpa target.

8. Hidup ibarat sebuah buku, Tuhanlah yang menyediakan pena (takdir), tetapi Andalah penulisηγa (nasib).

9. Hal yang perlu ditakuti saat mengkritik orang lain adalah ketika kita sendiripun tidak lebih baik dari mereka.

10. Lovers adalah alasan saya utk terus berkarya, Haters adalah alasan saya utk terus bertumbuh.

Sabtu, 23 Juni 2012

Realita Hidup



Reality of Life


Lama tidak menulis sesuatu, ada saja yang terasa kurang, entah ini entah itu. Ya, banyak alasan seseorang tidak menulis, banyak pula alasan mengapa seseorang menulis. Menulis merupakan sarana yang indah untuk menyebarluaskan sesuatu hal yang ingin kita ingin agar orang yang membacanya tahu akan apa yang terkandung dalam tulisan itu.

Hidup itu memang seperti ombak, kadang pasang kadang surut, kalau lagi berjaya kita begitu bahagia, kalau lagi ambruk, rasanya begitu menderita. Kalau kita pahami secara benar, segala fenomena ini sebenarnya berakar dari pikiran kita sendiri. Mengapa bisa demikian? Coba kita sadari, kala kita memikirkan sesuatu, kita ingin mendapatkannya, tetapi hasilnya tidaklah sebagaimana yang kita inginkan, bukankah kita merasa sedih dan menderita. Andai saja kita tidak memikirkannya, mungkin akar permasalahan itu tidak akan pernah tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar yang sekiranya akan menyulitkan diri kita sendiri.

Berjumpa dengan yang kita tidak senangi maupun berpisah dengan yang kita cintai, begitulah fenomena yang senantiasa hadir dalam perjalanan kita mengarungi kehidupan ini. Tak ada orang yang sepenuhnya dapat senantiasa merasakan kebahagiaan setiap hari dalam kehidupannya, ini juga berlaku bagi orang terkaya di dunia ini. Kelak dan pasti, seseorang akan mengalami kesedihan, entah karena hartanya dirampok, ditinggal orang yang dicintai (habisnya usia kehidupan), sakit, tua, dan akhirnya harus mengalami tutup usia. Apa yang dapat kita pelajari dalam hidup yang begitu singkat ini? Kita bukanlah makhluk abadi yang senantiasa dapat mengikuti proses perubahan di dunia ini. Bahkan sangat sulit untuk manusia di era masa kini mampu mencapai usia 100 tahun (hampir mustahil). Kalau direnungkan, dapat mencapai usia 70 tahun saja sudah patut bersyukur.

Usia begitu singkat, manusia berlomba-lomba mengumpulkan kekayaan tanpa batas, ketika miskin berpikir, “besok kita mau makan apa?“, ketika sudah masuk golongan menengah berpikir, “besok makan di mana?“, ketika sudah kaya berpikir, “besok makan siapa?“. Itulah realita kehidupan yang sulit dipungkiri, ada akar keserakahan dalam diri, tak pernah puas dengan apa yang telah diperoleh. Kalau sudah memperoleh apa yang diinginkan, niscaya akan melupakan maksud mulia yang dahulu pernah diikrarkannya, misalnya, “kalau aku sudah kaya, aku mau membangun rumah sakit, menyumbang ke yayasan, dan lain-lain“, yang kesemuanya itu pada awalnya begitu indah, tetapi pahit pada akhir ceritanya. Sudah merupakan sifat asal manusia, melupakan apa yang telah berlalu, terutama kenangan pahit. Akan tetapi, kenangan indah pun terkadang dilupakan.

Ada contoh lain, misalnya ketika kita masih lajang, bertemu dengan seorang wanita yang masih muda belia, dalam hati kita berpikir, “alangkah bahagianya aku jika aku bisa hidup bersama dengan putri jelita ini”. Ok, kemudian anda berhasil menikahinya, anda tetap bahagia. Akan tetapi, sesungguhnya, paras cantik adalah alasan anda meminang wanita itu, dan memang, ada pepatah yang mengatakan “cantik itu relatif, tapi, jelek itu mutlak“. Wah, kalau begini dasar anda memilih pasangan anda, yakinlah anda masih bahagia, tapi hanya untuk sementara waktu. Mengapa? Karena anda belum menemukan tandingan dari putri jelita itu. Dunia ini memang tidak selebar daun kelor, tapi dunia ini cukup luas untuk dihuni milyaran manusia di permukaannya. Kalau ada seorang yang parasnya rupawan, pasti ada yang lebih rupawan lagi. Anda tak bisa memastikan, “apakah saya masih bisa mencintai wanita ini kelak, 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, 30 tahun lagi, dst.“. Fisik adalah harga mati yang pasti akan mengalami perubahan! Anda akan menyaksikan wanita yang anda cintai keriput, mulai bongkok di usia senja. Ok, kalau orang sudah tua ya pasti begitu. Bagaimana kalau sehabis kelahiran anak pertama, istri anda itu tiba-tiba badannya melar? Apalagi kelahiran anak kedua? Bagaimana kalau istri yang anda cintai adalah wanita yang doyan kehidupan glamor, pesta, berdandan ala selebritis? Penghasilan perbulan anda lebih kecil daripada kebutuhan istri anda, yang ternyata juga seorang wanita pemalas yang tidak pernah mengasihani jerih payah suaminya? Mencampakkan suaminya ketika suaminya diambang kemelaratan, yang tidak lain akibat istri durhaka itu?

Ok, anda mempunyai istri yang baik budi, setia, tidak berfoya-foya, pandai, dan penyayang. Dapatkah anda memastikan, perjalanan hidup buah hati (anak) anda selalu dalam kejayaan? Orang tua senantiasa was-was akan keadaan yang menimpa anaknya. Entah dalam masa menimba ilmu, berkarir, berumah tangga, dan lainnya. Contoh sederhana, bagaimana bila buah hati anda mandek dalam karir menimba ilmu di sekolah, tidak naik kelas, pemalas, hanya doyan bermain, menyukai permainan dan membenci buku, senang bergaul dengan yang tidak pantas diajak bergaul dan menjauhi orang yang pantas diajak bergaul, menyayangi teman sekolah yang buruk perilakunya dan membenci guru yang pantas dihormatinya? Renungkanlah realita ini. Anda mungkin yakin, jika orang tua baik, pasti anak baik, saya katakan, “belum tentu”. Bagaimana jika anak anda tumbuh sebagai seorang pendusta besar? Yang parahnya, anda tidak menyadari akan hal itu. Tak pelak, anak manja itu tumbuh dalam perlindungan orang tua yang salah, yang kelak dan pasti akan menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan, di kemudian hari.

Ada orang yang berkata, “anak kecil tidak mungkin berbohong”. Saya katakan, “pikiran anda sungguh sangat sempit sekali…, kasihan kalau orang tua berpikir seperti ini, ini menandakan orang tua tidak mempersiapkan diri secara baik untuk berprofesi sebagai orang tua yang baik!”. Sedari seorang anak mempersiapkan diri untuk menginjak bangku sekolah, sedari itu pula, sang anak telah siap untuk memasuki realita pergaulan yang beragam dengan kondisi yang beragam, sedari itu pula kebohongan telah tertanam dalam diri sang anak. Saya ingin bertanya, “apakah seorang koruptor, dahulunya adalah seorang anak kecil? Apakah seorang perampok, dahulunya adalah seorang anak kecil? Apakah seorang pembunuh, dahulunya adalah seorang anak kecil?”. Jika ya, berarti anda telah menyadari realita ini, anak kecil dapat diibaratkan sebagai bubuk semen yang baru saja dicampur dengan air, ia dapat diaduk, selama diaduk dengan baik dan ditambahkan air (pelajaran yang baik), ia akan memiliki sifat lunak. Bagaimana bila tidak diaduk dan ditambah air? Ia akan mengeras. Kalau sudah begini, sebagai orang tua menangis darah pun sudah tidak berguna.

Jangan kira, anak kita nakal dan malas, tidak patuh, tidak hormat dan ini dan itu, karena kita berpikir dia masih kecil dan nanti kelak setelah dewasa pasti bisa berubah menjadi baik, simsalabim, ia akan jadi orang bijak dan baik. Itu mustahil! Kehidupan ini berjalan sebagaimana hukum fisika, “ada aksi, ada reaksi!”. Bagaimana mungkin seorang wanita yang tidak kita kenal bisa menjadi istri kita dikemudian hari, bila kita tidak pernah mau berkenalan dengan dia? Ini pasti lebih mudah dijawab daripada menjawab soal berhitung.

Itulah realita hidup, senantiasa dipenuhi dengan hal yang tidak pasti, dan selalu ada bumbu kesedihan di dalamnya. Takkan ada orang yang dapat merasakan kebahagiaan sepanjang hayatnya. Takkan ada orang yang selalu terpenuhi keinginannya. Pun, tak ada orang yang kelak tidak akan ditinggalkan orang yang dicintainya. Tapi, satu hal yang pasti, kita bisa memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Niscaya, berkat perbuatan memberikan kebahagiaan bagi orang lain, kita pun dapat merasakan kebahagiaan itu. Dunia tidak akan memberi pada kita, jika kita tidak memutuskan untuk memberi kepada dunia. Hukum aksi-reaksi selalu ada dalam kisah petualangan hidup kita mengarungi dunia ini dalam lingkup usia manusia yang begitu terbatas.

Rabu, 20 Juni 2012

Study Keperawatan



PRAKTEK ROLE PLAY
HOME CARE

KELOMPOK 10
AGUS IRAWAN sbg DOKTER
ELMINA FATIMAH sbg NARATOR
FARID AL HAFIZ sbg KLIEN
LAILA NORMINA sbg STAF
M. ARIF SURYADI sbg PASIEN
NURUL LATIFAH sbg PERAWAT I
SORAYA sbg PERAWAT II


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
2012




Sebuah tema dan juga kejadian yang di angkat dari sebuah pengalaman peristiwa yang mengulaskan banyak hal dan yang terpenting ialah cara bagaimana upaya kita untuk terus berusaha mencari jalan keluar dari setiap problematik yang muncul pada kehidupan kita.

Ada sebuah keluarga yng ingin mencari perawat home care dimna slah satu dari keluarganya menderita penyakit stroke
Klien menemui staf home care untuk mendiskusikan masalah keperawatan d rmah untuk seorang pasien stroke

Staf : selamat pagi pak? Ada yg bisa kami bantu?
Klien : jadi begini pak saya memiliki orang tua yg mempunyai penyakit stroke yang habis dlm
 pengobatan dan dalam masa penyembuhan
Staf : ooo.. jadi bapak ingin menggunakan jasa home care dari kami ?
Klien : iya, Betul
Staf  dan klien sudah berdialog dan menjalin kesepakatan yang telah disepakati

Perawat menuju ke rumah pasien
Perawat I :   Tok... Tok... Ass,
Klien : wass, silahkan masuk
Perawat I : selamat pagi bapa ibu, kami perawat dari home care, kedatangan kami kemari untuk memenuhi panggilan dari bapak  untuk merawat  salah satu anggota dr keluarga bapak yang menderita penyakit stroke .
Klien : Iya, benar
Perawat I : Boleh saya melihat keadaan pasien...
Klien : tentu, mari saya antar kedalam

Pasien sedang berbaring di tempat tidurnya saat para perawat dan keluarganya memasuki kamar pasien...
Perawat I : Selamat pagi bapak, kami perawat dari home care cahaya bangsa yang ditugaskan untuk merawat bapak.
Perawat II:  Bagaimana keadaan bapak ? apa sudah ada perkembangan yang bapak rasakan sehabis menjalani pengobatan di RS ?
Pasien : sudah tidak ada keluhan lebih lanjut sus, tapi tangan saya yang terkena stroke apa bisa dikembalikan menjadi normal ?
Perawat I : itu bisa saja pak asal bapak mengikuti terapi  yang kita jalankan dengan baik.
Pasien : kalau terapi itu dapat mengobati tangan saya, saya akan menjalaninya  dan kalo boleh saya tau kapan, dan dimana saya bisa mencoba terapi itu sus ?
Perawat II : untuk sementara kami tidak bisa memastikanya karena itu bukan wewenang kami  tapi bapak tinggal tunggu waktu dan menyiapkan stamina bapak saja, nanti ada dokter  yang akan menangani bapak.
Pasien : Baik sus

Setelah perawat berkonsultasi dengan pasien, perawatpun kembali pulang.
Di klinik home care perawat menemui dokter untk mengkonsultasikan pasien yang ditemuinya tadi.
Perawat I : Dok, tadi pagi kami menemui pasien yang mengalami stroke.
Dokter :  terus apakah pasien itu sudah pernah di obati ?
Perawat II : iya dok, pasien baru keluar dari Rs, tapi keluarga pasien meminta agar diberikan terapi.
Dokter : oya kebetulan besok saya tidak ada jadwal, tolong anda ajak si pasien keruangan praktek saya ?
Perawat I : iya baik dok.
Setelah keesokan harinya tibalah suster bersama si pasien.
Perawat II : Ass Dok
Dokter : Iya wass, silahkan masuk sus
Perawat I : ini dia dok pasien yang menderita penyakit stroke yang saya katakan kemarin
Dokter : o iya trimakasih sus.
Perawat II : baik saya keluar dulu dok, kebetulan ada pasien yang memerlukan perawatan lagi.
Dokter : o iya sus silahkan…
Perawat I : sementara saya tinggal dulu dan sampaikan saja keluhan-keluhan yang bapak alami selama ini (Berbicara terhadap si pasien)
Pasien : iya baik sus

Perbincangan pun dimulai antara si pasien dan juga dokter
Dokter : Baik bapak Perkenalkan saya dokter  dari home care yang bertugas di tempat ini

                Sebelumnya…
                Siapa Nama bapak dan juga  Apa aktivitas bapak dalam keseharian sebelum terkena penyakit stroke ini ? Terus
Gejala apa yang dominan muncul pada diri bapak apakah pusing atau tekanan darah yang sering ber ubah-ubah ?
Pasien : Nama Saya M. Arif Suryadi dok, jadi gini dok memang sebelum saya menderita penyakit ini saya tergolong orang temperamental dan sangat terobsesi pada pekerjaan saya , gejala yang saya alami sama seperti dokter katakan tekanan darah saya selalu berubah dari minggu ke minggu kepala sering pusing, dan kadang rasa mual juga ada…
Dokter : baik bapak jadi setelah proses mediasi yang bapak utarakan tadi terlihat sekali bahwa bapak Adalah ciri-ciri orang yang sering mengalami stroke  dimana proses kerja dari saluran-saluran organ pada sistem peredaran darah anda mengalami sedikit sumbatan, dan itu yang menyebabkan gejolak kreativitas yang kurang maksimal pada diri bapak, dan saya selaku dokter beserta staf juga suster-suster ditempat ini akan berusaha smaksimal mungkin mencoba memulihkan kondisi kesehatan bapak terlepas semua ini mari kita pasrahkan dengan kerendahan hati bahwasanya tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Besok akan ada perawat yang datang ke rumah bapak untuk membantu bapak melakukan terapi.setelah proses terapi  dilakukan  beberapa waktu, saya  juga akan  memberikan obat-obatan untuk membantu kesembuhan bapak.
Dokter : Sus, Suster
Perawat II : Iya dok apa yang bisa saya bantu…
Dokter : Tolong anda ambilkan obat-obatan yang sudah saya siapkan di ruang apoteker untuk proses kesembuhan bapak yang kita tangani yang akan melakukan terapi besok.
Perawat I : Iya baik dok segera saya akan mengambilkannya

Setelah menerima obat dan penanganan dari dokter, pasien pun pulang ke rumahnya.
Keesokan harinya perawat yang bertugas memberikan terapi datang mengunjungi rumah pasien.
(Perawat memasuki rumah beramah tamah dengan keluarga dan langsung bertemu dengan pasien yang akan diterapi)
Perawat I : baik bapak terlebih dahulu saya akan menjelaskan proses terapi yang akan kita jalani hari ini.
Perawat II : Tetapi apakah bapak sudah meminum obat yang diberikan dokter kemarin ?
Pasien : Sudah Sus.
Perawat I : Baik kalau begitu kami berdua akan  memulai terapi terhadap bapak sekarang

Perawat II : Baiklah bapak, saya kira terapi untuk hari ini sudah cukup. Kami akan datang lagi besok untuk membantu bapak melakukan terapi kembali.
Perawat I : Kalau begitu kami berdua permisi dulu bapak. Ass…..

Setelah beberapa minggu terapi dilakukan pasien banyak mengalami kemajuan. Lalu pasien kembali mengontrolkan keadaannya lebih lanjut ke klinik home care dan bertemu dengan dokter yang menangani.
(Percakapan pasien dan Dokter)
Dokter : bagaimana keadaan bapak sekarang setelah dilakukan terapi ?
Pasien : Alhamdulillah dok, sudah ada banyak kemajuan yang saya alami sekarang setelah melakukan terapi yang dokter anjurkan. Jadi apa yang harus saya lakukan selanjutnya dok ? apakah saya harus tetap menghabiskan obat yang dokter berikan ?
 Dokter : Iya Bapak, karena  setelah terapi dilakukan diperlukan adanya daya suplai dari dalam berupa obat yang berguna menjaga keselarasan daya kontaksial tubuh agar antara terapi dan juga obat yang masuk dari dalam mampu mengembalikan bahkan memulihkan potensi daya tahan tubuh bapak. Jadi setelah bapak menghabiskan obat-obat dari saya dan melihat perkembangan yang bapak rasakan saya akan meminta kepada perawat untuk datang lagi ke tempat bapak  guna meninjau kesehatan bapak, baik saya rasa itu saja dulu pertemuan kita kali ini mudah-mudahan bapak bisa pulih dalam jangka waktu yang cepat…
Pasien : Amien2 ya rabbal allamin, baik terimakasih dok atas semuanya, dan saya mohon pamit ass dok ?
Dokter : Wass

Setelah beberapa hari kemudian dan obat-obat telah habis datanglah kembali si pasien ke tempat dokter.

Pasien : Ass, Dok (terlihat bugar dan ceria)
Dokter : Wass, Alhamdulillah senang bisa berjumpa kembali, silahkan duduk ?
Pasien : Iya terimakasih dok, jadi setelah saya melakukan kemoterapi dan juga meminum obat dari dokter stamina dan juga kesehatan saya telah pulih kembali dok
Dokter : Subhanallah, mahasuci allah dengan sgala kesempurnanya ahirnya akibat bantuan yang allah realitakan melalui pengantar dari kami bapak bisa pulih kembali… alhamdulillah
Pasien : saya betul-betul mengucapkan banyak terimaksih kepada dokter, staf dan juga para suster yang udah memulihkan kesehatan saya.
Dokter, Suster, Staf, dan yang lainya berkumpul bersama-sama
Dokter : itu semua ialah berkat usaha, doa dan juga bantuan yang allah titipakn kepada kami sehingga bapak bisa sembuh jadi semata-mata kami hanyalah sebagai perantaranya saja, jadi sudah selayaknyalah bapak bersyukur pada zdad yng maha agung karena dengan bantuan dr nya lah bapak bisa sembuh.
Pasien : Iya dok
Ahirnya suasana haru biru dan juga gembiralah yang menyelimuti kami pada kali ini bahwasanya begitu besar dan dahsyad kebesaran yang allah limpahkan kepada hambanya yang mau berusaha dan bertawakal kepadanya.

Senin, 18 Juni 2012

Proses Jalan Yang Panjang




Pelajran yang aku petik untuk keseharianku selama berada di negeri orang, Begitu banyak hikmah dan pelajaran yang bisa aku ambil yaitu satu hal yang pasti bahwasanya apa yang kita pikirkan untuk hari ini ialah merupakan modal utama kita untuk melangkah dan mengawali proses jalan yang panjang. Kemelut yang terucap merupakan dasar dari proses sebuah masalah jadi buat kalian yang hendak melangkah mencari jati diri kalian pelajarilah pengalaman mereka-mereka yang lebih dulu telah mengambil butiran pelajaran yang ada.
Sebenarnya tidak sulit buat kita untuk mempelajari semua ini tergantung kembali pada diri kita, ada kata bijak mengatakan bahwa dimanapun letak kita tidak menjadi problema tinggal bagaimana kita untuk mengontrol segala realita yang tersisih dalam hidup kalian.